Rabu, 17 September 2014

KULIA PPAI

Selama Aplinet saya mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, banyak pelajaran yang saya dapatkan yang sebelumnya di SMA belum pernah saya dapatkan , seperti membuat Blog, mengetahui apa itu E-Learning,fasilitas-fasilitas yang terdapat di kampus Universitas Muhammadiyah Malang dan banyak lagi.

FKIP PGSD UMM

JURUSAN PGSD UMM

Setelah lama tidak ber sua kita akhirnya melakukan kegiatan bersama jurusan PGSD(Pendidikan Guru SD) UMM. kegiatan tersebut meliputi praktikum tentang kajian IPA SD. Mereka melakukannya selama sebulan setiap hari danbergantian berkelompok.
 praktikum tentang bidang miring dan pengaruhnya terhadap gaya angkat.
praktikum tentang rambat panas pada benda padat.













ada yang belajar tentang pemgukuran dan mengenal tentang beberapa alat ukur yang sering di jumpai.



 
 praktikum tentang perpindahan panas secara konveksi, beserta perubahan perubahan yang terjadi pada fluida yang terkena panas.
 kakak kakak yang ini mempelajari pengungkit dan pengaruhnya terhadap gaya angkat.
 lha.... yang ini mereka memperagakan tentang peredaran bumi dan bulan dan apakah yang terjadi berikutnya...????
 lho... yang ini mempelajari pesawat sederhana yang dinamakan katrol.
 kalau yang ini kira kira ngapain??..........
mereka mempelajari elektromagnet dan pengaruh tegangan.

 ini mereka mempelajari panas radiasi dan pengaruhnya terhadap perbedaaan warna.
 teman-teman yang ini belajar tentang rangkaian seeri dan pararel pada kelistrikan.
 jika tadi mempelajari katrol, yang ini tidak percaya kalau bendanya berat beneran jadi di timbang dulu.
 ada pula yang melakukan percobaan tentang roket air lho.......
 yang ini serius mengamati rambat panas pada benda padat terutama logam.
 
pada praktikum ini mempelajari perubahan-perubahan bulan dan revolusinya.






sumber: http://puspaiptekumm.blogspot.com/2010/11/jurusan-pgsd-umm.html

CERITA AJA


AYAH, IBU AKU RINDU
Ini adalah kisah yang saat ini aku alami, Betapa beratnya Saat aku harus jauh dari orang tua. Merubah pribadi yang dulunya menjadi anak manja, apa-apa orang TUA, mau nyuci baju, masak, bersih-bersih rumah orang tua, kini semua itu sudah aku buang jauh-jauh dari kehidupan ku kini aku harus menjalani semua kehidupan ku sendiri, belajar menyelesaikan masalah sendiri. Sekarang aku berada di kota orang, aku harus jauh dari mereka, tepatnya menjadi seorang anak kos, dulunya sempat berfikiran jdi anak kos itu sangat menyenangkan, karena apa............? “jauh dari orang tua” tapi ketika aku benar-benar mengalami hal itu sendiri, betapa dosanya aku jika ingat kata-kata yang pernah aku ucapkan dulu. Aku harus mengemban amanah dari orang tua, bawasan niat dan tujuan ku harus diutamakan, yaitu “KULIAH”
Aku memang sangat, sangat dan sangat..........!!!!!!!!!!!! merindukan mereka, bahkan lebih sampai tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Hingga setiap menit ku selalu ada mereka, kadang terlintas di fikiran ku, “ini baru 3 minggu, apa lagi 4 tahun yah” hadehhh............! dari sinilah aku harus bisa menjaga amanah mereka, ayah, ibu, aku sayang kalian, kalian selalu ada disetiap doa ku. Aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian. Aku akan membuat kalian tersenyum dengan prestasi yang akan aku peroleh kelak, karena dalam prinsip hidup ku “ Aku tidak akan pernah ada tanpa kalian, kalian satu-satunya kebahagian ku,” disaat aku mulai down, kalian selelu ada untuk ku,
AYAH.........IBU........... MISS YOU
Sekian Terimakish
By: TYTAH SETYAWATI

Senin, 15 September 2014

JOMBANG

Kabupaten Jombang

Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km²[2], dan jumlah penduduknya 1.201.557 jiwa (2010), terdiri dari 597.219 laki-laki dan 604.338 perempuan. Pusat kota Jombang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas utara dan selatan Pulau Jawa (Surabaya-Madiun-Yogyakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.[3]
Jombang juga dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya.[4] Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, Pesantren Attahdzib (PA), dan Darul Ulum (Rejoso).
Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah mantan Presiden Indonesia yaitu KH Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun Najib dan seniman Cucuk Espe.
Konon, kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa yaitu ijo (Indonesia: hijau) dan abang (Indonesia: merah). Ijo mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan dan harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.[5]

Sejarah

Penemuan fosil Homo mojokertensis di lembah Sungai Brantas menunjukkan bahwa seputaran wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang diduga telah dihuni sejak ratusan ribu tahun yang lalu.
Tahun 929, Raja Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, diduga karena letusan Gunung Merapi atau serangan Kerajaan Sriwijaya. Beberapa literatur menyebutkan pusat kerajaan yang baru ini terletak di Watugaluh. Suksesor Mpu Sindok adalah Sri Isyana Tunggawijaya (947-985) dan Dharmawangsa (985-1006). Tahun 1006, sekutu Sriwijaya menghancurkan ibukota kerajaan Mataram dan menewaskan Raja Dharmawangsa. Airlangga, putera mahkota yang ketika itu masih muda, berhasil meloloskan diri dari serbuan Sriwijaya, dan ia menghimpun kekuatan untuk mendirikan kembali kerajaan yang telah runtuh. Bukti petilasan sejarah Airlangga sewaktu menghimpun kekuatan kini dapat dijumpai di Sendang Made, Kecamatan Kudu. Tahun 1019, Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan, yang kelak wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali; serta mengadakan perdamaian dengan Sriwijaya.
Pada masa Kerajaan Majapahit, wilayah yang kini Kabupaten Jombang merupakan gerbang Majapahit. Gapura barat adalah Desa Tunggorono, Kecamatan Jombang, sedang gapura selatan adalah Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng. Hingga ini banyak dijumpai nama-nama desa/kecamatan yang diawali dengan prefiks mojo-, di antaranya Mojoagung, Mojowarno, Mojojejer, Mojotengah, Mojotrisno, Mojongapit, dan sebagainya. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang adalah Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama Islam mulai berkembang di kawasan, yang penyebarannya dari pesisir pantai utara Jawa Timur. Jombang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Seiring dengan melemahnya pengaruh Mataram, Kolonialisasi Belanda menjadikan Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad ke-17, yang kemudian sebagai bagian dari Hindia Belanda pada awal abad ke 18, dan juga seperti di daerah lain juga pernah diduduki oleh Bala Tentara Dai Nippon (Jepang) pada tahun 1942 sampai Indonesia merdeka di tahun 1945.
Jombang juga menjadi bagian dari wilayah gerakan revolusi kemerdekaan Indonesia. Etnis Tionghoa juga berkembang dengan adanya tiga kelenteng di wilayah Jombang dan sampai sekarang masih berfungsi. Etnis Arab juga cukup signifikan berkembang. Hingga kini pun masih ditemukan sejumlah kawasan yang mayoritasnya adalah etnis Tionghoa dan Arab, terutama di kawasan perkotaan.
Tahun 1811, didirikan Kabupaten Mojokerto, di mana meliputi pula wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang. Jombang merupakan salah satu residen di dalam Kabupaten Mojokerto. Bahkan Trowulan (di mana merupakan pusat Kerajaan Majapahit), adalah masuk dalam kawedanan (onderdistrict afdeeling) Jombang.
Alfred Russel Wallace (1823-1913), naturalis asal Inggris yang memformulasikan Teori Evolusi dan terkenal akan Garis Wallace, pernah mengunjungi dan bermalam di Jombang ketika mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia.
Tahun 1910, Jombang memperoleh status Kabupaten, yang memisahkan diri dari Kabupaten Mojokerto, dengan Raden Adipati Arya Soeroadiningrat sebagai Bupati Jombang pertama.[6] Masa pergerakan nasional, wilayah Kabupaten Jombang memiliki peran penting dalam menentang kolonialisme. Beberapa putera Jombang merupakan tokoh perintis kemerdekaan Indonesia, seperti KH Hasyim Asy'ari (salah satu pendiri NU dan pernah menjabat ketua Masyumi) dan KH Wachid Hasyim (salah satu anggota BPUPKI termuda, serta Menteri Agama RI pertama).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur mengukuhkan Jombang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur.

Pembagian wilayah administratif


Peta administratif Kabupaten Jombang
Kabupaten Jombang terdiri atas 21 kecamatan, yang mencakup 306 desa dan 4 kelurahan.[7] Sebagai pusat pemerintahan adalah Kecamatan Jombang. Kecamatan Ngusikan, merupakan pemekaran dari Kecamatan Kudu yang dibentuk pada tahun 2001.
No. Kecamatan Luas Wilayah
(km²)
Jumlah
desa/kelurahan
1 Bandar Kedungmulyo 32,50 11
2 Perak 29,05 13
3 Gudo 34,39 18
4 Diwek 47,70 20
5 Ngoro 49,86 13
6 Mojowarno 78,62 19
7 Bareng 94,27 13
8 Wonosalam 121,63 9
9 Mojoagung 60,18 18
10 Sumobito 47,64 21
11 Jogoroto 28,28 11
12 Peterongan 29,47 14
13 Jombang 36,40 20
14 Megaluh 28,41 13
15 Tembelang 32,94 15
16 Kesamben 51,72 14
17 Kudu 77,75 11
18 Ngusikan 34,98 11
19 Ploso 25,96 13
20 Kabuh 97,35 16
21 Plandaan 120,40 13

Geografi

Relief


Peta topografi Kabupaten Jombang
Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang merupakan dataran rendah, yakni 90% wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 500 meter dpl. Secara umum Kabupaten Jombang dapat dibagi menjadi 3 bagian:
  • Bagian utara, terletak di sebelah utara Sungai Brantas, meliputi sebagian besar Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kabuh, dan sebagian Kecamatan Ngusikan dan Kecamatan Kudu. Merupakan daerah perbukitan kapur yang landai dengan ketinggian maksimum 500 m di atas permukaan laut. Perbukitan ini merupakan ujung timur Pegunungan Kendeng.
  • Bagian tengah, yakni di sebelah selatan Sungai Brantas, merupakan dataran rendah dengan tingkat kemiringan hingga 15%. Daerah ini merupakan kawasan pertanian dengan jaringan irigasi yang ekstensif serta kawasan permukiman penduduk yang padat.
  • Bagian selatan, meliputi Kecamatan Wonosalam dan sebagian Kecamatan Bareng dan Mojowarno. Merupakan daerah pegunungan dengan kondisi wilayah yang bergelombang. Semakin ke tenggara, semakin tinggi. Hanya sebagian Kecamatan Wonosalam yang memiliki ketinggian di atas 500 m.